cerpen keimanan kita yang berbeda

cerpen keimanan kita yang berbeda

Cerpen Romantis

cerpen keimanan kita yang berbeda
cerpen keimanan kita yang berbeda


01 maret 2014, panggilanku raki  aku sekarang kelas 3 SMA dan sekolah di SMA Negeri 4 Padang. Aku kelas 3 ipa 2, dan mempunyai sahabat yang bernama tama dia sangat mengerti dengan sifatku.


yaa walau terkadang kami sangat suka bercanda satu sama lain, namanya juga teman dekat. Hari ku biasa saja tak ada yang istimewa sama sekali tapi aku adalah anak yang paling rajin di kelas diantara laki-laki lainnya hehe...


“ki, kita ke kantin yuk?” “ngapain ke kantin tam?” “belajar ki..., yaa makan lah, kadang kamu ini begok ya ki” “wah kamu kurangjar tam, masa bilang teman begok, yaa sih emang aku agak sedikit begok hehe...” “tuh kan, kamu emang begok dari dulu ki” “yaa udah aku begok puas kamu tam? ayo makan tam”.


bel pulang sekolah pun telah berbunyi, dan anak-anak semuanya pulang dan yang anehnya bagiku adalah anak-anak yang lain semuanya pulang sama pacarnya paling tidak sama cewek atau sahabat perempuannya, dan aku pulang sama si tama yang menyebalkan, bagiku dia adalah cewek tapi cewek jadi-jadian hehe....


07 maret 2014, aku pergi ke sekolah agak telat hari ini, aku di hukum dan di suruh hormat ke bendera selama satu jam pelajaran penuh dan rasanya sangat capek. Bel istirahat sudah berbunyi dan tandanya aku sudah bisa masuk ke kelas.


aku duduk sebentar untuk memulihkan tenaga, dan tidak lama kemudian si tama mengajak untuk melihat anak baru yang baru pindah ke sekolahanku, dan aku menolaknya tapi si tama terus menarik tangan aku dan aku mengikutinya.


Setibanya aku di ruang kepala sekolah dan si tama menunjuk anak baru itu dan ternyata anak baru itu adalah cewek yang aku lihat di acara teman ibu aku, aku sangat senang sekali bisa melihatnya lagi, dan rasa malu itu hadir lagi menghampiri aku.


Baca Juga : wisata di sumut


Dia melihat ke arahku dan aku pun langsung meninggalkan ruangan kepala sekolah dan menuju kantin sekolah untuk makan sama si tama. Bel masuk pun berbunyi, aku dan tama langsung menuju ke kelas untuk belajar dan ternyata cewek yang baru pindah itu di masukkin ke kelas aku dan dia duduk tepat di depan aku. aku merasa gugup ketika berhadapan langsung dengannya.


Bel pulang pun berbunyi dan dengan berani aku menghampiri cewek itu untuk menanyakan namanya dan langsung mengajaknya pulang dan ternyata cewek yang aku anggap agak sombong itu orangnya baik.


“hai.. kamu mau pulang?” “ia aku mau pulang” “hhmmm... kalau boleh tahu nama kamu siapa?” “namaku klara putri, nama kamu siapa?” “nama yang cantik hehe.... namaku raki.


Oh ia rumah kamu di mana klara?” “rumahku deket kok dari sini” “mau pulang bareng gak? Takutnya nanti kamu salah jalan hehe...” “boleh, emangnya rumah kamu searah gak sama rumahku?” “searah kok ra” “emangnya kamu tahu rumahku di mana?” “hehe.. gak tau tapi aku yakin rumah kita searah” “yaudah ayo kita pulang” “ia ia ayo”.


ternyata dia adalah anak dari teman ibuku. Ke esokan harinya aku sangat bersemangat untuk datang ke sekolah mungkin karena klara, pada saat aku tiba di sekolah aku melihat klara sedang sendiri lalu aku menghampirinya, “klara! Kenapa kamu sendiri saja? Kenapa gak keluar kelas merasakan angin pagi di kerinci.


Kerinci adalah tempat lahirku yang paling indah klara, kalau boleh tahu kamu lahir di mana ra?” “kerinci memang indah ki, aku baru kali ini menginjakkan kaki ku di kerinci, tempat dingin tanpa salju itulah kerinci, sangat-sangat indah bagiku ki.


Aku lahir di bandung dan aku juga telah lama tinggal di bandung, ayahku orang bandung dan ibuku adalah orang kerinci. Ayahku telah pensiun dari pekerjaannya makanya ibuku memutuskan untuk tinggal di kerinci sama ayahku ki” “baguslah kalau kamu betah di kerinci.


dengan nada pelan aku mengatakan aku sangat bahagia bisa mengenalmu klara putri” “apa? Aku gak dengar ki, kamu bilang apa tadi?” “gak ada kok ra, aku Cuma bilang, aku sangat bahagia bisa lahir di kerinci ”.


17 maret 2014, aku sudah sangat dekat dengan klara, dan aku di ajak main kerumahnya. Aku mengajak tama kerumah klara, “assalamualaikum! Assalamualaikum! Klara?”, “ udah biar aku aja ki, kamu terlalu halus.


Klara.... kalara...”. “ia ia aku keluar... eh tama sama raki ayo masuk?” “ia ra”. aku melihat poto klara kecil, ternyata klara kecil sangat cantik dia sangat anggun. “klara kamu sangat cantik ia waktu kecil Jkenapa kamu gak jadi model aja, kan kamu cantik?” “gak ah... aku ingin menjadi seorang dokter yang bisa mengobati orang yang sakit ki” “wah bagus itu ra, aku sangat setuju kalau kamu mau menjadi seorang dokter”


si tama yang diam kemudian langsung ambil alih pembicaraan, “klara kamu tahu gak kenapa si raki bilang kamu canti? Dia suka sama kamu klara hehe....” “wah sial kamu tam, seenaknya aja kamu ngomong, aku gak suka sama klara kok tam”, padahal aku sangat menyukainya bahkan mencintainya, dan aku ingin hidup bersama klara untuk selama lamanya sampai tuhan memisahkan kami berdua tapi aku berpura-pura tidak menyukainya.


“aku tinggal dulu ia, aku mau ambil air buat kalian sebentar” “ya udah silakan klara” bilang si tama. “kita pulang aja yuk?” “kenapa ki, kok tergesa-gesa amat pulangnya?” “aku ada acara lagi di rumah tam” “ya udah.... klara kami pulang dulu ya si raki lagi ada acara lagi di rumahnya?”  si klara gak menjawabnya, kami langsung meninggalkan rumahnya.


21 maret 2014, aku mengajak klara untuk shalat dzuhur bareng habis jam pelajaran fisika, “klara ayo kita shalat dzuhur bareng di mushola?” “maaf ki, aku tidak bisa” “0ooo kamu lagi merah?” “gak ki, aku seorang kristiani ki” “maaf ia ra aku gak tahu soalnya, maaf ia ra?” “gak apa-apa kok ki” “ya udah aku shalat dulu ia ra?” “ia ki...”.


aku sangat terkejut ketika mendengar klara bilang bahwa dia seorang kristiani, tapi aku tetap mencintainya, meskipun dia berbeda keyakinan denganku, karena aku yakin semua masalah pasti ada jalannya. Cinta itu indah meskipun di dalam cinta terdapat perbedaan keyakinan.


Setelah aku selesai  shalat, aku langsung mencari klara, “klara kita makan ke kantin skater yuk?” “ayo ki.. aku juga sudah lapar”  lalu kami berdua pergi ke kantin skater, nama skater di beri oleh siswa sma negeri 2 kerinci. “bu pesan nasi goreng satu? Kamu pesan apa ra?” “aku nasi goreng juga ki” “buk nasi goreng 2 aja buk” “ya nak.. sedang apa pedas?” “sedang aja buk”.


Nasi goreng pun telah jadi dan aku langsung makan dengan santai, aku memperhatikan klara ketika makan, aku melihat klara agak kurang pucat mungkin dia sedang sakit, “kamu kenapa klara? Kamu sakit ya?” “gak kok ki, aku baik-baik saja” “ya udah habisin ya ra nasi gorengnya?” “siap komandan raki” “klara klara.... kamu lucu yah”,


aku tahu kalau klara sedang sakit pada saat itu, tapi dia berpura-pura tidak sakit di depanku, saat dia sedang sakit dia masih bisa membuat lelucon yang membuatku tersenyum, dia adalah perempuan yang sangat tegar yang pernah ku kenal selain ibuku, dia adalah wanita yang sangat aku kagumi.


Meskipun dia adalah seorang kristiani tapi hatiku tetap untuknya. Setiap malam aku selalu berdiri di depan jendela kamarku dan aku selalu membyangkan jika suatu saat nanti aku bisa hidup bersama klara meskipun kami berbeda keyakinan J aku selalu ber doa kepada Allah agar mempersatukan aku dengan klara, aku tak tahu apakah aku akan berdosa mendoakan seorang kristiani di depan Allah, tapi yang jelas aku rela jika aku harus berdosa karena mendoakan klara. 


21 mei 2014, akhirnya ujian nasional sudah selesai kami laksanakan, dan kami lulus 100%.“klara kamu mau melanjutkan pendidikanmu di mana?” “aku mau melanjutkan  di bandung ki,


aku mau ambil kedokteran di bandung ki. Kamu mau melanjutkan di mana ki?”  aku terdiam saat klara mengatakan kalau dia ingin melanjutkan study nya di bandung, “aku di kerinci saja ra, soalnya aku ingin menjaga ibuku, semangat ya ra kamu pasti bisa menggapai impianmu aku yakin kamu bisa menjadi seorang dokter yang baik ” “kamu juga semangat ia ki, aku yakin kamu pasti bisa membanggakan kedua orang tuamu, dan nanti jika kita masih bisa  bertemu sepuluh tahun yang akan datang aku harap pertemuan kita menjadi pertemuan yang sangat mengesankan ki, dan aku berharap kamu mempunyai istri yang baik dan anak-anak yang lucu nanti ki”


aku terdiam saat klara mengatakan itu, dalam hati aku mengatakan bahwa aku sangat ingin kamu menjadi istri ku dan ibu dari anak-anak kita yang lucu klara, aku hanya mencintaimu klara tapi aku tak berani mengungkapkannya kepadamu. “semoga kita bisa bersama nanti ketika kamu balik dari study mu klara J” “semoga... ki J”.


27 mei 2014, klara akan meninggalkanku di kerinci, aku akan sangat merasa kehilangannya. Aku pun memberanikan diri untuk bilang sama klara bahwa aku sangat mencintainya. Aku pergi kerumah klara untuk mengungkapakan perasaanku kepada klara, setibanya aku di rumah klara aku langsung mengetok pintu rumahnya klara, dia pun keluar dengan membawa koper dan tas yang di sandangnya, ternyata aku datang tepat waktu. “klara kamu mau pergi sekrang ya ?” “ia ki, kenapa ki kamu datang ke sini?” “ada yang ingin aku sampaikan kepadamu ra” “apa ki?” aku langsung memegang erat tangannya, “ra...! mungkin kita berbeda keyakinan tapi aku sangat mencintaimu ra,


pertama aku melihatmu di balkon rumahmu pada saat itu aku sudah suka sama kamu ra, tapi pada waktu itu aku tidak berani untuk mengajakmu berkenalan. Aku sangat bahagia bisa mengenalmu sejauh ini ra, aku mempunyai impian bahwa suatu saat nanti kita akan hidup bersama dan mempunyai anak-anak yang lucu dan kita akan hidup bahagia meskipun kita berbeda keyakinan ra”  suasana hening pun terjadi, “ra... kalau boleh meminta aku hanya meminta untuk hidup bersamamu ra,


karena aku sangat-sangat mencintai dan menyayangimu ra, karena hari ini aku terakhir kali melihatmu di kerinci ra”, “raki... raki.. lepaskan tanganku ki! Aku tidak mencintaimu ki, jadi lebih baik kamu mencari yang lain yang lebih baik dariku ki, karena aku tidak bisa mencintai orang yang tidak aku cintai ki”.  Klara pun meninggalkan ku pada saat itu tanpa menatap mataku, dia pergi dengan membawa seluruh hatiku. Aku merasa lemah saat klara mengatakan bahwa dia tidak mencintai aku. Dia meninggalkan luka yang sangat perih di dalam jiwaku.


17 agustus 2014, kabar  tentang klara pun datang padaku, ibunya menelponku dan bilang bahwa klara telah meninggal pada jam 07.00, ibunya bilang bahwa klara mempunyai penyakit yang tak pernah dia bilang kepadaku karena dia takut aku akan meninggalkannya jika aku tahu penyakitnya. Klara terkena kanker hati dari kelas 3 smp tapi dia menyuruh ibunya untuk tidak bilang kepada aku. Aku sangat terpukul mendengar kabar bahwa klara telah meninggal dunia. “aku sangat mencintai klara bu, apakah aku salah mencintai anakmu yang berbeda keyakinan denganku bu?” “tidak ki..... kamu tidak salah, kamu telah membuktikan kepada klara bahwa kamu mencintai nya. Ibu sangat bangga kepadamu ki, ibu sangat senang kalau klara selama sisa hidupnya dia telah bersama orang yang tepat meski tuhan belum mempersatukan kalian berdua”


ibu klara menangis mengatakan itu kepadaku, aku juga ikut menangis, karena aku belum sempat membuat klara bahagia dan aku belum sempat hidup bersamanya. “bu aku ingin menatap wajah klara yang terakhir kalinya, apakah ibu bisa mengirim potonya yang terakhir untukku?” “ia ki... nanti ibu akan mengirimkannya, ki? Klara menitipkan sebuah buku diary kepada ibu, dia bilang buku ini untukmu ki, nanti ibu akan mengirimkannya bersamaan dengat potonya ia ki?” “ia bu... aku  bahagia bisa mengenal anakmu bu”.


30 agustus 2014, poto dan buku diary klara telah sampai kerumahku, dan aku langsung membukanya, aku melihat poto klara yang tetap cantik meskipun matanya telah  tertutup.“klara kamu tetap sama seperti pertama aku mengenalmu, kamu tetap cantik di mataku klara, semoga kamu menyimpan cintaku baik-baik disana ra”


Aku pun membuka buku diary klara dan isinya adalah:


Keimanan kita yang berbeda


dear raki.....


ketika pertama aku melihatmu aku merasa ada yang lain dihatiku....


pertuman pertama kita sangat aneh kamu yang tanpa sadar masuk ke ruangan kepala sekolah....


tapi aku merasa senang bisa melihatmu raki.....


pada hari itu kamu main ke rumahku, dan si tama bilang kalau kamu suka sama aku. Kamu tahu kalau apa yang di bilang sama si tama aku sangat mengharapkannya......


tapi akung kamu malah bilang kamu tidak menyukaiku....


aku pergi meninggalkan kalian berdua bukan karena aku ingin mengambil air buat kami dan tama tapi aku menangis di kamarku mendengar apa yang kamu katakan pada saat itu....


aku mempunyai penyakit yang tak ingin kamu tahu, karena aku akan lebih sakit jika kamu akan meninggalkanku karena tahu dengan penyakitku....


waktu kamu mengungkapkan perasaan kepadaku aku sangat sangat senang, ingin sekali aku menjawab ia pada saat itu, tapi aku tahu karena hidupku tidak akan lama lagi....


raki! Kamu adalah laki-laki yang terhebat yang pernah aku kenal, jujur setelah aku tahu aku mempunyai kanker hati pada saat itu, aku tak bisa tersenyum lagi bahkan aku jarang keluar dari kamarku.....


tapi setelah aku mengenalmu senyum yang telah lama hilang kini kembali lagi....


ku akui kamu adalah kekasih terakhirku meski kita tak bisa bersama tapi kamu adalah cinta pertama dan terakhirku....


jadilah laki-laki yang baik untuk istrimu dan anak-anakmu yang lucu yang pernah kamu bilang kepadaku nanti....


aku kan selalu ada dalam hatimu ki, meski aku telah tiada tapi aku akan meminta kepada tuhan supaya aku bisa menjagamu....


kamu jangan khawatir ki, aku tenang kok disini....


jaga dirimu baik-baik ki.....


aku percaya bahwa aku akan selalu ada dalam hatimu ki....


selamat tinggal ki....


I ALSO WANT  TO LIVE AS WELL AS YOU, BUT I KNOW I WON’T  BE  LONG IN THIS WORLD


Baca Juga : ekonomi kerakyatan

Borang Maklumat Hubungan

Nama

Email *

Pesan *